Now, Time:

Senin, 05 Agustus 2013

Kerumunan (Crowd)

Kita sebagai manusia pastilah pernah mengalami suatu perkumpulan atau kerumunan. Sebab, manusia yang tidak pernah merasakan kerumunan atau perkumpulan mungkin dianggap tidak ada rasa pergaulan sehingga menimbulkan rasa anti sosial bagi dirinya. Oleh karena itu, disini saya akan coba menjelaskan macam-macam kerumunan. Sebelumnya, saya akan coba menjelaskan apa arti dari kerumunan menurut saya. Kerumunan adalah suatu perkumpulan antara diri sendiri dengan orang banyak yang dapat menimbulkan sifat panik, emosional, bahagia/senang, serta sifat yang mencerminkan perilaku tidak bermoral di mata masyarakat. Oleh karena itu, saya akan coba menjelaskan berbagai macam kerumunan. simak sebagai berikut:

1. Formal Audiency, merupakan pendengar formal. Dalam formal audiency, orang-orang mendengarkan informasi yang disampaikan orang lain secara benar serta informasi tersebut memliki faedah yang banyak. Contohnya, seperti jamaah mendengarkan khutbah Jumat. Khutbah Jumat tersebut termasuk ceramah yang memiliki faedah yang amat besar. Maka dari itu, jamaah adalah pendengar formal.

2. Spectator Causal Crowds, merupakan suatu kerumunan orang-orang atau penonton yang ingin melihat suatu peristiwa tertentu. Dalam spectator causal crowds, orang-orang atau penonton beramai-ramai untuk saling menyaksikan apa yang dilihatnya. Baik itu peristiwa/kejadian yang sedang berlangsung, atau suatu pertunjukkan serta pertandingan yang layak untuk di tonton oleh banyak orang. Sehingga menyebabkan banyaknya kerumunan dari orang-orang tersebut dikarenakan adanya rasa penasaran atau rasa skeptis terhadap peristiwa yang ingin dilihatnya. Contohnya, seperti menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung di stadion.

3. Immoral Crowds, merupakan suatu kerumunan yang tidak adanya rasa moral atau tidak bermoral. Dalam immoral crowds, orang-orang yang sedang berkumpul dianggap tidak bermoral dikarenakan perbuatan yang dilakukan dapat merusak moral bangsa atau dianggap masyarakat sebagai suatu perbuatan yang tidak ada faedahnya sama sekali baik masa sekarang maupun masa mendatang. Contohnya, yaitu pesta miras. Pesta miras dianggap tidak bermoral karena hal itu tidak baik atau tidak mencerminkan rasa etis terhadap masyarakat atau bangsa.  Dalam pesta miras, orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut mencerminkan rasa gaya hidup yang prestise, serta lama kelamaan dapat menimbulkan sifat hedonisme yang berlebihan atau bahkan lebih kacau lagi mungkin sifat sekularisme pun dapat terjadi.

4. Panic Causal Crowds, merupakan suatu kerumunan orang-orang yang panik, dan berusaha untuk menyelamatkan diri dari bahaya. Dalam panic causal crowds, orang-orang bersifat tegang dan amat panik untuk menyelamatkan dirinya dari musibah yang menimpanya. Contohnya, adalah saat terjadi tsunami banyak orang yang berkeliaran dan berlari-larian untuk menyelamatkan dirinya dari terjangan air tsunami tersebut. Serta, mencari tempat yang lebih aman untuk dirinya dalam waktu sementara. Dalam keadaan seperti itu, tidak hanya rasa panik yang timbul, rasa sedih pun dapat terjadi dikarenakan adanya bencana tsunami.



Sumber: buku sks IPS (dengan penambahan)

Selasa, 23 April 2013

Pengendalian Sosial

Pada kali ini, saya akan coba membahas apa itu pengendalian sosial. Dapat diartikan bahwa pengendalian sosial adalah suatu upaya yang dilakukan oleh setiap lembaga untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang telah ditetapkan/di berlakukan. Pengendalian sosial menurut proses dan sifatnya sama-sama dibagi menjadi dua. Yaitu penjelasannya sebagai berikut.


1. Berdasarkan Sifatnya
Pengendalian sosial berdasarkan sifat dibagi menjadi dua yaitu Preventif dan Represif.

Preventif, merupakan suatu pengendalian sosial yang dilakukan untuk mencegah kejadian yang belum terjadi. Atau merupakan suatu usaha yang dilakukan sebelum terjadinya suatu pelanggaran. Dalam preventif masyarakat atau seseorang diarahkan, dibujuk, atau diingatkan supaya jangan melakukan pelanggaran yang telah disebutkan. Misalnya, Pak Rahman mengingatkan murid-muridnya untuk selalu berbuat sopan santun serta baik kepada semua orang agar tidak terjadi tindakan anarkis. Dalam contoh tersebut dijelaskan bahwa Pak Rahman perlu mengingatkan kepada muridnya selalu berbuat baik. Karena, jika tidak mungkin murid tersebut sudah melakukan tindakan anarkis.

Represif, merupakan suatu pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya suatu pelanggaran. Atau, merupakan usaha-usaha yang dilakukan setelah pelanggaran terjadi. Dalam represif seseorang yang telah melanggar perbuatan akan dihukum ataupun ditangkap oleh polisi dan dijebloskan dalam penjara. Misalnya, seorang siswa ketahuan memakai narkoba saat dijalanan tak lama kemudian datanglah polisi dan kemudian ditangkapnya untuk meminta penjelasan lebih lanjut di kantor polisi. Pada contoh tersebut, seorang polisi menangkap seorang murid yang telah melanggar aturan seperti memakai narkoba. Maka pantaslah bahwa siswa tersebut di tangkap oleh polisi karena telah melanggar aturan.

2. Berdasarkan Prosesnya
Pengendalian sosial berdasarkan proses, dibagi menjadi dua. Yaitu, Persuasif dan Koersif

Persuasif, merupakan bentuk pengendalian sosial yang bersifat untuk membujuk atau mengarahkan masyarakat agar taat dan patuh terhadap nilai dan norma yang telah ditetapkan. Atau dalam arti lain, menggunakan pendekatan atau sosialisasi. Misalkan, setiap tiga bulan sekali di sekolah-sekolah SMA khususnya, sering diadakan penyuluhan tentang bahaya dari narkoba serta penyebab-penyabab memakai narkoba. Pada contoh tersebut penyuluhan merupakan cara yang tepat untuk melakukan bujukan atau arahan kepada siswa supaya para siswa dapat menghindar jauh-jauh dari bahaya narkoba.

Koersif, merupakan bentuk pengendalian sosial yang bersifat kekerasan. Atau dalam arti lain, pengendalian sosial ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara kekerasan atau tindakan anarkis. Misalkan, Karena naiknya harga listrik yang begitu drastis, para warga setempat protes di depan kantor PLN yang terdapat di masing-masing wilayah, karena tidak dapat diselesaikan dengan baik, akhirnya warga tersebut melempari kantor PLN tersebut dengan benda-benda keras serta memecahkan kaca kantor PLN tersebut menggunakan batu sebanyak mungkin kadang ada yang amat keras untuk membakar gedung PLN tersebut. Pada contoh tersebut, bahwa warga yang melakukan tindakan anarkis disebutlah koersif. Karena, para warga tidak setuju bahwa harga listrik dinaikkan begitu drastis sehingga ada sebagian warga yang tidak sanggup untuk membayarnya maka aksi ricuh seperti itu pun terjadi.




Sekian, dan terima kasih. Ini adalah penjelasan singkat saya mengenai pengendalian sosial. Semoga bermanfaat!!!





















Sabtu, 30 Maret 2013

MACAM-MACAM SOSIALISASI

Pada post sebelumnya, saya telah menjelaskan tahapan-tahapan yang ada dalam sosialisasi. Kini, saya akan mencoba menjelaskan secara singkat macam-macam dari sosialisasi. Mungkin, diantara anda sudah pernah mendengar sebelumnya? Apa sajakah macam-macam sosialisasi tersebut? Pada kali ini, saya akan menjelaskan secara singkat. Macam-macam sosialisasi yaitu: sosialisasi primer, sosialisasi sekunder, sosialisasi represif, sosialisasi partisipatoris, sosialisasi formal dan sosialisasi informal. Mungkin diantara anda-anda semua sudah ada yang pernah mendengarnya? Jika belum, saya akan coba menjelaskan secara singkat. Berikut penjelasan singkatnya:

1) Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer, merupakan bentuk sosialisasi yang pertama kali diterima oleh individu pada lingkungan di sekitar keluarga. Pada sosialisasi ini, individu belum mengetahui sosialisasi yang amat luas layaknya orang dewasa. Pada bentuk ini, individu hanya diperkenalkan sosialisasinya dengan anggota keluarganya saja, belum secara luas. Sebagai contoh, sejak Ahmad kecil Ibunya selalu mengajarkan bagaimana bersikap sopan santun kepada orang yang lebih tua. Contoh lain, Ibu Nadia selalu mengajarkan Nadia yang masih kecil untuk selalu menggunakan tangan kanan saat makan dan menerima pemberian dari orang lain.

2) Sosialisasi Sekunder
Pada sosialisasi sekunder, merupakan bentuk sosialisasi yang bertujuan memperkenalkan individu kepada lingkungan di luar keluarga. Seperti lingkungan kerja, media massa, sekolah, lingkungan bermain, dan sebagainya. Pada bentuk ini, individu dilatih untuk saling ber sosialisasi antar sesama umur. Bukan dengan orang tuanya. Sebagai contoh, Adi berteman akrab dengan Aldi maka itu ia saling ber sosialisasi bersama di saat mereka berdua sedang bermain. Contoh lain, seorang guru mengajarkan pelajaran bahasa indonesia kepada murid-muridnya yang duduk di bangku kelas 2 SD.

3) Sosialisasi Represif
Sosialisasi represif, merupakan suatu bentuk sosialisasi yang mengarah kepada hukuman (punishment) dan pemberian suatu hadiah (reward). Pada sosialisasi ini, seseorang yang dapat menuruti kemauan dari orang lain akan mendapatkan hadiah (reward) yang akan didapatnya. Sebaliknya, jika seseorang tersebut tidak dapat menuruti kemauan dari orang lain maka ia akan mendapatkan suatu hukuman (punishment). Sebagai contoh, Ibu ingin seorang anak dapat hidup disiplin dan taat kepada aturan-aturan yang telah ditetapkannya. Jika seorang anak tersebut melanggar aturannya, Ibu akan memarahi atau bahkan memukul anaknya setiap kali tidak taat dan disiplin.

4) Sosialisasi Partisipatoris
Pada sosialisasi partisipatoris, merupakan bentuk sosialisasi yang mengutamakan pada partisipasi seorang anak. Pada bentuk ini, sosialisasi yang terjadi adalah memberikan suatu imbalan yang baik kepada seorang anaknya. Sebagai contoh, setiap Ahmad mendapatkan rangking di kelasnya, Ayahnya selalu memberikan uang jajan lebih kepada Ahmad. Hal tersebut merupakan partisipasi seorang anak.

5) Sosialisasi Formal
Sosialisasi formal merupakan bentuk sosialisasi yang terjadi pada lembaga yang dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat. Seperti lembaga pendidikan sekolah dan pendidikan militer.

6) Sosialisasi Informal
Sosialisasi informal merupakan bentuk sosialisasi yang mengarah kepada sikap kekeluargaan. Pada sosialisasi ini, individu saling ber interaksi dalam pergaulan-pergaulan yang sifatnya mempererat kekeluargaan. Seperti sesama anggota kelompok, anggota keluarga, teman sebaya, dan suatu perkumpulan atau komunitas-komunitas.


Sumber contoh: http://sosiologipendidikan.blogspot.com/2008/11/sosialisasi-dan-kepribadian.html



Silahkan beri komentar!!

























Jumat, 29 Maret 2013

BENTUK-BENTUK AKOMODASI

Kita sebagai manusia pastinya tidak pernah luput dari suatu permasalahan konflik atau pertentangan. Maka itu, tanpa kita semua sadari bahwa konflik atau pertentangan termasuk dalam akomodasi. Akomodasi adalah suatu interaksi sosial yang dilakukan antara individu maupun kelompok yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu pertentangan atau konflik. Ada beberapa macam bentuk akomodasi, berikut ini adalah penjelasan singkatnya:

1) Arbitrase
Arbitrase merupakan suatu pengendalian atau penyelesaian konflik yang menunjuk pihak ketiga untuk memutuskan konflik atau pertentangan tersebut. Dalam bentuk ini, pihak yang bertikai berusaha untuk mencari pihak ketiga untuk mengendalikan konflik tersebut.

2) Mediasi
Mediasi merupakan penyelesaian konflik yang dilakukan melalui suatu jasa perantara yang bersikap netral. Pada mediasi, terdapat pihak yang berusaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai antara dua belah pihak.

3) Koersi
Koersi merupakan pengendalian konflik yang dilakukan dengan tindakan kekerasan. Sehingga, konflik tersebut tidak diselesaikan dengan cara damai tetapi dengan cara keras. Misalkan konflik antara masyarakat atas dan bawah yang saling bertikai dan pada akhirnya segerombolan masyarakat lain berusaha untuk melakukan tindakan anarkhis di antara salah satu anggota masyarakat tersebut misalnya dengan cara memukuli salah satu anggota masyarakatnya.

4) Konsiliasi
Konsiliasi merupakan suatu pengendalian konflik dengan cara melalui lembaga tertentu. Pada bentuk ini, lembaga tertentu melakukan persetujuan pada kedua pihak yang bertikai sehingga tidak terulang kembali konflik tersebut. Misalkan, telah terjadi konflik pada ketua RT daerah Petukangan dengan ketua RT daerah Tangerang mereka berdua saling bertutur kata dengan cara mengakui dirinya sendiri siapa yang paling hebat diantara mereka berdua. Karena saling mengakui kehebatannya itu dan tidak mau kalah, maka timbul lah konflik diantara mereka berdua. Kemudian, untuk diselesaikannya, lembaga masyarakat meminta persetujuannya dari kedua pihak yang bertikai tadi agar konflik dapat reda. Lembaga masyarakat itulah yang disebut lembaga tertentu.

5) Ajudikasi
Ajudikasi merupakan suatu pengendalian konflik yang diselesaikan dengan cara pengadilan atau diselesaikan di pengadilan. Pada bentuk ini, telah terjadi konflik yang terjadi antara dua belah pihak, kemudian pihak tersebut memilih untuk menyelesaikan konfliknya di pengadilan. Misalkan, Pak Ahmad dan Pak Ridwan sedang berbincang - bincang tentang masalah pekerjaan yang sedang dijalaninya. Kemudian, telah terjadi tidak persetujuan antara Pak Ahmad dan Pak Ridwan dalam bertutur kata, sehingga timbul lah konflik  maka mereka berdua memutuskan untuk meredakan konflik tersebut di pengadilan.

6) Kompromi
Kompromi merupakan suatu persetujuan yang dilakukan dengan cara perdamaian untuk saling bersama-sama mengurangi tuntutan. Misalkan, Pedagang mie ayam melakukan protes terhadap pedagang gado-gado bahwa penghasilan yang di dapat oleh pedagang gado-gado lebih banyak dari pada pedagang mie ayam. Di karenakan yang paling laku terjual adalah pedagang gado-gado. Sehingga, pedagang mie ayam tidak setuju melihat hal itu, kemudian kedua pedagang tersebut saling marah-marahan dalam berbicara. Pada akhirnya, salah satu warga yang sedang membeli, melakukan persetujuan diantara mereka dengan cara damai untuk menyelesaikan masalah tersebut dan berusaha untuk saling mengurangi tuntutannya diantara mereka berdua.

7) Toleransi
Toleransi merupakan suatu sikap saling menghargai perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam masyarakat.
Dalam bentuk ini, masyarakat harus saling menghargai satu sama lainnya. Apa yang dianutnya, apa yang dipercayainya, dan sebagainya. Sebagai contoh, Pekerja kantoran selama ini telah berteman baik dengan seorang yang beragama Islam. Pada suatu saat ia di PHK dan terpaksa mencari pekerjaan baru. Setelah ia mendapatkan pekerjaan baru tersebut, tak lama ia saling akrab dan sudah mulai terbiasa berinterkasi dengan teman-teman barunya. Pada suatu ketika ia mendapatkan teman dekat, lama kelamaan mereka menjadi bersahabat. Pada saat hari raya Natal ia berjalan-jalan dengan keluarga di pagi hari, tak lama diperjalanan ia melihat sahabatnya itu ingin memasuki gereja. Ia mulai tau bahwa sahabatnya bergama non muslim yaitu beragama Kristen. Disitu ia mempertemukan sahabatnya dan saling menyapa. Itulah yang disebut toleransi, jadi kita harus menghargai perbedaan dalam masyarakat. Kita boleh bergaul antara berbeda agama tetapi, kita tidak boleh ikut campur dalam urusan agama karena hukumnya musyrik.

8) Stalamete
Stalamete merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya kekuatan yang seimbang di antara kedua pihak yang bertikai. Sehingga, pertikaian tersebut terhenti pada titik tertentu.















Jumat, 22 Maret 2013

TAHAP-TAHAP SOSIALISASI

Pada hakikatnya, kita sebagai manusia pasti harus saling bersosialisasi atau berinteraksi antara satu sama lainnya. Karena, tidak mungkin ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Maka itu, ber sosialisasi sangat diperlukan bagi kita semua. Untuk mengetahui lebih lanjut, bahwa sosialisasi merupakan suatu interaksi sosial atau komunikasi  yang terjadi antara satu orang dengan orang lain. Pada kali ini, saya akan coba menjelaskan secara singkat apa saja tahapan - tahapan sosialisasi. Berikut penjelasannya:

1) Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
     Pada tahap ini, seorang manusia yang lahir di dunia yang menjadi anak dari orang tua mereka dilatih untuk mengenal keadaan yang terdapat di dunia. Pada tahap ini pula, seorang anak sudah mulai mencoba meniru peran orang dewasa atau peran yang dijalankan oleh orang tuanya meskipun belum sempurna.

2) Tahap Meniru (Play Stage)
     Dalam tahap meniru ini, seorang anak mulai melihat peran yang dijalankan oleh orang tuanya dan kemudian, ia meniru peran tersebut tetapi ia belum mengetahui maksud dan tujuannya. Mengapa ia meniru peran tersebut. Sebagai contoh seorang anak laki-laki meniru peran yang dijalankan oleh Bapaknya yaitu menyetir mobil.

3) Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
     Tahap ini menjelaskan bahwa seorang anak yang meniru peran orang tuanya sudah mulai mengerti sedikit demi sedikit maksud, makna, serta tujuannya. Serta, ia sudah mulai mengurangi sedikit demi sedikit peran tersebut. Kemudian, seorang anak tersebut mulai bertindak pelan-pelan untuk siap menggantikan peran yang dijalankan oleh orang tuanya, dan dimainkan dengan penuh kesadaran.

4) Tahap Kedewasaan (Generalized Stage)
     Dalam tahap ini, seorang anak mulai tumbuh dewasa dan telah mampu meniru peran-peran tersebut dan menjalankannya dengan penuh kesadaran yang luas. Serta, mampu mengenal lebih luas kedudukan masyarakat setempat.

Pada tahap-tahapan diatas, pasti kita sebagai manusia pernah mengalaminya bukan? Coba anda ingat-ingat kembali. Bagaimana waktu anda kecil dulu? Apakah anda pernah meniru peran yang dijalankan oleh orang tua anda? Dan, secara tidak sadar anda pasti akan mengetahui lebih luas peran-peran yang dijalankan orang tua anda tersebut. Semoga pengetahuan anda dapat bertambah!!














TIPE-TIPE LEMBAGA SOSIAL

Pada kali ini, saya akan menjelaskan secara singkat apa saja yang termasuk dalam tipe-tipe lembaga sosial. Kita sebagai warga negara Indonesia tentunya ingin tahu bukan, apa saja sih yang termasuk tipe lembaga sosial? Kita semua pasti bertanya-tanya. Maka itu, saya akan menjelaskan satu persatu. Sebelumnya, saya akan menjelaskan dahulu apa itu pengertian dari lembaga sosial itu sendiri.
Lembaga Sosial merupakan lembaga yang mendasar yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia pada setiap individu maupun kelompok.
Tipe-tipe lembaga sosial dibagi menjadi 5. Yaitu, berdasarkan perkembangannya, berdasarkan penyebarannya, berdasarkan nilainya, berdasarkan sudut penerimaan masyarakat, dan berdasarkan fungsinya.

1)  Berdasarkan Perkembangannya
     Berdasarkan perkembangannya, lembaga sosial dibagi menjadi dua, yaitu Crescive Institutions dan Enacted Instituitions. Berikut penjelasan singkatnya:

Crescive Institutions, merupakan suatu lembaga sosial yang bersifat sangat amat primer. Lembaga sosial ini, tidak sengaja datang dan tumbuh dari adat istiadat yang diterapkan di lingkungan sekitar masyarakat. Contoh dari lembaga ini adalah lembaga perkawinan, lembaga Agama, dan hak waris.

Enacted Institutions, merupakan lembaga sosial yang dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dalam masyarakat. Contoh dari lembaga ini adalah lembaga perdagangan, lembaga pegadaian, dan lembaga pendidikan.

2)  Berdasarkan Penyebarannya
     Berdasarkan penyebaran, lembaga sosial dibagi menjadi dua tipe pula. Yaitu, General Institutions dan Restricted Institutions. Berikut penjelasannya:

General Institutions, merupakan suatu lembaga sosial yang telah dikenal sangat banyak atau amat luas oleh masyarakat setempat pada pelapisannya. Contohnya, seperti lembaga hukum, kemudian lembaga agama.

Restricted Institutions, merupakan lembaga yang diterapkan atau yang hanya dianut oleh masyarakat tertentu saja, tidak semua masyarakat yang dapat menganut/menerapkan lembaga sosial ini. Contohnya, seperti menganut lembaga Agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu.

3)  Berdasarkan Nilainya
     Berdasarkan nilai, lembaga sosial ini dibagi pula menjadi dua tipe. Yaitu, Basic Institutions dan Subsidiary Institutions. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:

Basic Institutions, merupakan suatu lembaga sosial yang dianggap amat sangat penting untuk menjaga/memelihara, serta mempertahankan ketertiban di dalam masyarakat setempat atau masyarakat luar. Misalkan, yang dianggap penting seperti keluarga, sekolah atau pendidikan, dan adat istiadat.

Subsidiary Institutions, merupakan lembaga sosial yang dianggap kurang penting oleh masyarakat. Serta, terdapat hubungan dengan kegiatan yang dianggap kurang penting pula. Misalkan, seperti kegiatan rekreasi, olahraga, belanja.

4)  Berdasarkan Sudut Penerimaan Masyarakat
     Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat, lembaga sosial ini terdapat dua tipe. Yaitu, Approved Institutions dan Unsanctioned Institutions. Berikut penjelasan singkatnya:

Approved Institutions, merupakan suatu lembaga yang sudut penerimaan atau suatu keberadaannya, diakui  dan diterima oleh masyarakat. Misalkan seperti lembaga kesehatan, lembaga transportasi, dan lembaga perdagangan.

Unsanctioned Institutions, merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi ini oleh masyarakat tidak diakui keberadaannya, karena telah membuat resah masyarakat. Contohnya seperti kejahatan terorisme.

5)  Berdasarkan Fungsinya
     Berdasarkan fungsi, lembaga sosial dibagi pula menjadi dua tipe. Yaitu, Operative Institutions dan Regulative Institutions. Berikut penjelasan singkatnya:

Operative Institutions, yaitu suatu lembaga sosial yang berfungsi menghimpun tata cara atau tujuan tertentu yang dapat diterima oleh masyarakat yang bersangkutan. Misalkan, seperti pranata industri.

Regulative Institutions, yaitu suatu lembaga sosial yang bertugas mengawasi dan menjaga adat istiadat yang ada dalam lingkungan masyarakat. Misalkan, seperti lembaga hukum seperti peradilan dan kejaksaan.

Itulah 5 tipe lembaga sosial yang saya jelaskan. Semoga, pengetahuan ini dapat bermanfaat yaa!!